Selasa, 20 Oktober 2009

IMPLEMENTASI BAMBU PADA BANGUNAN MODERN




Oleh : Dhea Rahmatiana

Bamboo di banyak Negara termasuk Indonesia sudah terbukti menjadi materi bangunan dan konstruksi tradisional yang tangguh. Selain dikagumi karena memiliki elasisitas dan kekuatan, bamboo cocok untuk konstruksi seperti baja karena bentuknya yang menyerupai pipa. Namun saat ini banyak yang menganggap bamboo adalah material untuk lower class dan pamornya kalah jauh jika dibandingkan dengan kayu. Hal itu karena bamboo memang murah dan mudah rusak jika tidak ditangani dengan baik. Padahal masa kini material tradisional tersebut banyak dimanfaatkan oleh arsitektur modern dengan tujuan beragam, bahkan dalam kebudayaan barat saat ini bamboo sangat terkenal karena keindahan alamiahnya. Selain itu kualitas bamboo dihargai karena memiliki kelengkapan mekanis yang sangat baik dan bamboo merupakan paradigma baru dalam konstruksi alami yang ringan The Origin Of bamboo BambuBambu (Buluh,aur,eru) adalah tanaman jenis rumput-rumputan yang mempunyai batang berongga dan beruas-ruas, banyak sekali jenis dan banyak memberikan manfaat pada manusia. Dalam keragamannya bamboo mempunyai sekitar 91 generasi dan 1000 species. Bamboo merupakan tanaman yang tumbuh paling cepat di bumi sehingga menjadi sumber daya alam yang juga paling cepat terbarukan. Bambu juga merupakan tanaman yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia, salah satunya pada bidang arsitektur dan interior. Penggunaan bamboo pada bidang arsitektur dan interior sudah dilakukan dari zaman dahulu, penggunaan bamboo sebagai elemen arsitektur dipakai pada dinding, atap maupun pada konstruksi bangunan seperti kolom dan balok. Bambu juga dapat digunakan sebagai furniture yang kuat dan indah Sifat bamboo sendiri adalah struktur yang ringan dan mempunyai kestabilan yang luar biasa, bambu juga dapat digunakan sebagai struktur. Kekuatannya tinggi, fleksibel sehingga mudah untuk membuat konstruksi dengan bentuk lengkung, serta dapat dimanfaatkan untuk banyak produk furniture saat sumber daya alam yang ada semakin terbatas maka bambu menjadi alternative yang sangat baik untuk konstruksi bangunan kontemporer. Menurut data WWF sektor konstruksi paling banyak menguras sumber daya. Diantaranya mengambil 50 persen sumber daya alam dan 40 persen konsumsi energi. Untuk itu dibutuhkan solusi yang lebih ramah lingkungan dan dapat menekan biaya yaitu salah satunya dengan bambu. Bamboo Implementation Implementasi bamboo pada bangunan arsitektur modern merupakan hal yang menarik untuk dibahas dan tentu saja diolah contohnya adalah "Wind Water café," di Vietnam adalah sebuah café yang menggunakan bamboo sebagai struktur bangunan dengan bentuk yang modern. Taiwan juga sudah mulai menggunakan material bamboo untuk diimplementasikan di bangunan modern. Sang arsitek ( ROWE ) menyebutnya modern house of bamboo, bangunan modern ini dicover oleh bamboo pada bagian luarnya. Menurut arsiteknya sinar matahari yang masuk melalui jendela membentuk bayangan yang cantik yang tercipta dari bayangan bambu-bambu. Untuk interior modern menggunakan bamboo mari kita lihat Gingerboy Restaurant di Melbourne, dinding dan ceilingnya menggunakan bamboo yang dipoles dan lampu LED sehingga mengesankan starry-night-market illusion dan penggabungannya dengan Plexiglass chair dan meja yang simple membuat bamboo menjadi material yang tidak kalah menarik untuk diolah. Selain itu furniture dari bamboo dengan desain modern juga sudah banyak beredar dipasaran jadi kenapa tidak mulai mencoba mengolah bamboo dan menaikan derajatnya dari Lower Class menjadi Upper Class.



(Sumber : http://www.hdii.or.id/bambu.php)

AUDITORIUM (By : Rica Jumaria Ishak)




Oleh : Rica Jumaria Ishak

Gedung pertunjukkan adalah area di mana seorang penyaji dapat mempertontonkan bahan pertunjukkannya kepada penikmatnya. Ada 4 macam panggung yang terdapat dalam sebuah gedung pertunjukkan :

  • Panggung Proscenium , yaitu bentuknya konvensional, penonton hanya melihat pengisi acara dan tidak ada kontak komunikasi . Seperti contohnya, panggung-panggung untuk musik klasik, tarian klasik dsb.
  • Panggung Terbuka, yaitu panggung yang menunjukkan terjadinya komunikasi dan kontak fisik antara pengisi acara dan penonton, seperti contohnya panggung konser band rock, pop dsb.
  • Panggung Area, yaitu panggung yang posisinya berada di tengah.
  • Panggung Extended adalah panggung yang merupakan pengembangan dari panggung proscenium, entah itu bentuknya yang bisa menjalar juga ke area tengah atau penyesuaian bentuk yang tetap konvensional namun memungkinkan adanya sedikit komunikasi antara penyaji dengan penonton.
Lantai panggung biasanya memiliki tinggi 80-90 cm dari lantai, yaitu setengah dari ukuran tubuh manusia kira-kira, dan diberi peredam suara. Ada persyaratan khusus dalam mendesain auditorium, yaitu :
  • Auditorium harus mempunyai bentuk sedemikian rupa sehingga penonton dapat sedekat mungkin dengan sumber suara.
  • Setiap penonton selain menerima suara refleksi juga harus menerima suara langsung.
  • Khusus untuk pertunjukkan musik, harus memiliki rasio bass yang cukup tinggi untuk memberi kesan kehangatan, serta menghindari penggunaan panil-panil tipis misalnya papan kayu ¾' yang akan meredam bunyi frekuensi rendah.
  • Menghindari permukaan-permukaan yang menyebabkan gema (echo), lecutan ( seperti lecutan akibat pantulan yang cepat), rayapab ( bunyi yang merambat di permukaan kubah).
  • Kepadatan tempat duduk 0,6-0,8m2
  • Untuk ruangan berbentuk persegi panjang dengan panggung depan, volume ruang per orang adalah 8 m2. Untuk penggung tengah volume ruang per orang adalah 13 m2.
  • Permukaan pemantul bunyi di dekat panggung harus dapat memantulkan bunyi kembali ke panggung sehingga pemain dapat merasakan respon ruangan yang memadai.
  • Permukaan dinding samping langit-langit, dinding balkon dan dinding panggung harus dapat memantulkan bunyi secara baur , dan hindari bentuk-bentuk rata.
Berikut adalah contoh penataan perambaan suara dengan menggunakan bentuk yang disesuaikan dengan struktur atap dan instalasi:

1. Bentuk Cekung
Bentuk cekung untuk bangunan auditorium membawa efek pada bentuk eksterior, kemudian bentuk cekung juga menimbulkan efek focal point atau sebagai pusat arah pantulan suara, disebut whispering gallery atau gema yang merambat. Bentuk cekung tersebut bila diolah menurut rambatan suara akan lebih mendukung kondisi akustik.

2. Bentuk Cembung
Permukaan langit-langit yang melengkung cembung dengan penyusunan seperti gambar akan dapat memantulkan bunyi secara merata, memenuhi ruangan dan bagus untuk musik.

Selain dari bentuk langit-langit yang mendukung, hal yang harus diperhatikan lagi adalah penataan kursi penonton. Pada auditorium selalu memanfaatkan posisi kemiringan lantai pada posisi duduk penonton, agar semua penonton dapat menerima pantulan bunyi secara merata dan dapat menyaksikan pertunjukkan yang disajikan. Dalam penggabungannya sekaligus, penggunaan sistem langit-langit dan kursi penonton memilki hubungan terkait dalam rangka merambatkan bunyi. Hubungan antara penggunaan bentuk ceiling dan pengaturan kursi disebut metode geometri. Penggunaan metode geometri tersebut ditujukan untuk merefleksikan suara pada auditorium besar. Berikut adalah hubungan antara penerapan bentuk ceiling dan pengaturan kursi audience ( Metode Geometri ). Untuk dinding, digunakan bentuk-bentuk akustik yang bisa berfungsi sebagai reflektor. Tidak hanya hal-hal di atas, tetapi posisi penyaji terutama orkestra memilki ketentuan khusus (menyebar). Bentuk menyebar tersebut dimanfaatkan karena di dalam orkestra terdapat berbagai macam alat musik yang digunakan dengan intensitas suara yang berbeda-beda. Dengan komposisi yang sedemikian rupa, maka harmonisnya suatu alunan orkestra dapat tercipta dengan baik dan menjadi satu kesatuan bunyi yang enak untuk didengarkan

(Sumber : http://www.hdii.or.id/auditorium.php)

WAKTUNYA UNJUK GIGI

Buat temen2 mahasiswa yang mau unjuk kemampuan dibidang desain, adalah saatnya unjuk gigi dengan mengikuti kompetisi :
LOMBA DESAIN FURNITURE....
Keterangan lebih lanjut, silahkan dilihat pada papan pengumuman jurusan atau bisa diakses langsung ke :
http://www.furnituredesigncompetition.com/
Terimakasih.........

PERAN DESAIN INTERIOR DALAM USAHA BAKERY

SEMINAR & TALKSHOW


Oleh : Andreas Laratsemi, HDII

Kegiatan awal pada tahun 2009 oleh kepengurusan Pusat Himpunan Desainer Interior Indonesia yang baru periode 2008 - 2010. Seminar bertema "Peran Desain Interior Pada Usaha Bakery" ini, bekerjasama dengan Asosiasi Pengusaha Bakery Indonesia (APEBI). Diadakan pada hari Rabu tanggal 18 Maret 2009 dari pukul 09.00 - 16.00 wib. Seminar ini diadakan dengan sebuah pemikiran rekan-rekan di APEBI bahwa perkembangan industry bakery kini tidak hanya mengandalkan Cita Rasa dan Penampilan Produk baker saja, namun akan lebih sempurna bila didukung desain interior yang baik. Untuk itu APEBI mengajak kerjasama dengan pihak HDII untuk bisa menhadirkan pembicaraan dengan topik tersebut. Hal ini juga memberikan wawasan kepada para desainer interior tentang apa dan bagaimana industry bakery tersebut. Ini terkait dengan profesi desainer yang selalu harus mampu memecahkan problematika permasalahan dalam menata ruang dalam untuk segala peruntukkan, termasuk usaha bakery tersebut. Acara dibuka dengan kata sambutan dari Ketua Umum APEBI, Bapak Chris Hardijaya, dilanjutkan dengan Bapak Arjon, HDII selaku Ketua Umum HDII. Topik dimulai dengan Talkshow yang menghadirkan para narasumber ; Bapak Fransiscus Welirang (Ketua Umum Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia, APTINDO), Bapak Lal De Silva (Presiden Direktur The Harvest), Bapak Francis Surjaseputra, HDII (Bidang Luar Negri HDII) dan Ibu Adelinah Chandra Rahardja (Interior Designer). Talkshow ini di pandu moderator Bapak Yusuf Hadi (General Manager Sari Roti). Sesi kedua menampilkan seminar dengan tema "Brand Surround Us", yang dibawakan oleh Bapak Mario Tetelepta dengan moderator Bapak Otto Satyawan, HDII. Diharapkan acara ini merupakan awal kerjasama dengan APEBI dan diharapkan dapat pula kembali diadakan kerjasama-kerjasama dalam bentuk lain, baik itu dengan APEBI dan asosiasi-asosiasi lain yang terkait dengan profesi desain interior. Ini adalah merupakan wujud eksistensi HDII tidak hanya internal organisasi akan tetapi juga mengusahakan suatu bentuk pelayanan kepada masyarakat luas.
(sumber : http://www.hdii.or.id/bakery.php)